Jumat, 27 Oktober 2017

Sifat Wajib Bagi Allaah Bagian ke-3

*KISWAH (Kajian Islam Ahlussunnah wal Jama’ah)*
Oleh : _Aswaja NU Center Kec. Dawarblandong Kab. Mojokerto_

Sifat-sifat Wajib bagi Allaah
3. _Baqaa'_ (Kekal)

Wajib (pasti) bagi Allaah bersifat _baqaa’,_ yang bermakna bahwa Dia tidak tertimpa kepunahan, atau tidak ada akhir bagi keberadaan-Nya. Karena ketika telah tetap bagi-Nya sifat _qidam_ (ada tanpa permulaan) secara akal, maka wajib (pasti) bagi-Nya sifat _baqaa’_ (kekal). Seandainya mungkin bagi-Nya ketiadaan (tidak kekal), niscaya akan gugur dari-Nya sifat _qidam_ (tiada bermula).  Dan ketiadaan sifat _qidam_ dari-Nya adalah mustahil. Karenanya, menjadi gugurlah kemungkinan _fanaa’_ (punah, tidak kekal) dari-Nya. Juga, seandainya mungkin berlaku bagi-Nya ketiadaan (tidak kekal) sebagaimana hal itu boleh berlaku pada para makhluk, niscaya akan berlaku pula bagi-Nya sifat-sifat yang berlaku pada makhluk. Sedangkan sesuatu yang demikian, maka ia _haadits_ (ada setelah tiada).

Allaah adalah satu-satunya _al-Baaqi_ (Maha Kekal) yang mustahil bagi-Nya kepunahan. Tidak ada yang kekal dengan tanpa dikekalkan oleh yang lain, kecuali Allaah. Sebagaimana tidak ada yang ada, dengan tanpa diwujudkan oleh yang lain, kecuali Allaah. Adapun kekekalan surga dan neraka, keduanya tidak kekal dengan sendirinya. Kekekalan keduanya adalah karena dikekalkan oleh Allaah. Karena Allaah telah menghendaki keduanya kekal, maka keduanya kekal dan tidak akan mengalami kepunahan. Dilihat pada dzat (kemakhlukan)nya, surga dan neraka secara akal mungkin saja punah, karena keduanya _haadits_ (ada setelah tiada). Dan sesuatu yang _haadits_ tidak mungkin kekal dengan sendirinya.

Maka telah menjadi jelas bahwa seluruh makhluk (yang ada setelah tiada) sama dalam hal semuanya didahului oleh ketiadaan, berdasarkan dalil naqli dan aqli. Juga seluruhnya sama dalam hal bahwa semuanya pasti tidak kekal secara akal.

Dalil naqli atas sifat _baqaa’_ adalah firman Allaah _ta’aalaa_ :
 (وَيَبْقَىٰ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ) [سورة الرحمن 27]
Maknanya: _“Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang memiliki keagungan derajat dan kemuliaan”_ (QS ar-Rahmaan: 27)

Juga firman Allaah _ta’aalaa_ :
(كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ ۚ ) [سورة القصص 88]
Maknanya: _“Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali kekuasaan Allah”_ (QS al-Qashash: 88).
Imam al-Bukhari menegaskan dalam Kitab _Shahih_ nya, bahwa yang dimaksud _“wajhahu”_ dalam ayat tersebut adalah _“mulkahu”_ (kekuasaan-Nya). Jadi yang dimaksud bukanlah wajah atau muka yang merupakan anggota badan, karena Allaah Maha Suci dari anggota badan.

Disebutkan dalam hadits riwayat at-Tirmidzi dan lainnya dari Sahabat Abu Hurairah, bahwa di antara _al-Asmaa’ al-Husnaa_ adalah _al-Qayyuum, al-Baaqii, al-Waarits_ dan _al-Aakhir_ , yang semuanya bermakna bahwa Allah Maha Kekal dan tidak ada akhir bagi keberadaan-Nya.

Semoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar