This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 07 Maret 2020

PENJELASAN MAKNA ISTAWA DALAM BAHASA ARAB 1 - 4

PENJELASAN MAKNA ISTAWA DALAM BAHASA ARAB
1 - 4

Kata Istawa dalam bahasa arab mengandung makna yang sangat banyak. Para ulama pakar bahasa, diantaranya Imam al-Lughawiy al-Fayyumi dalam kitab al-Misbah al-Munir, Imam al-Lughawiy al-Hafidh Muhammad murtadla az-Zabidi dalam kitab Taj al-'Arus, Imam al-Lughawiy al-Fairuzabadi dalam Basha-ir Dzawi at-Tamyiz, Imam al-Lughawiy Abu Bakr Ibn al-Arabi dalam kitab al-Awashim Min al-Qawashim dan Ulama lainnya. Di antaranya sebagai berikut:

Satu ;
Istawa dalam makna "menetap atau bertempat" (at-tamakkun Wa al-Istiqrar),
Contoh makna ini adalah firman Allaah tentang perahu Nabi Nuh ;

( وَٱسۡتَوَتۡ عَلَى ٱلۡجُودِیِّ ) [هود:٤٤]

 Artinya : bahwa perahu Nabi Nuh telah berlabuh atau bertempat dan menetap di atas gunung al-Judiy.


Dua :
Istawa dalam makna "lurus dan tegak" (al-Istiqamah Wa al-I'tidal), artinya tidak condong dan tidak bengkok.
Contoh makna ini adalah firman Allaah tentang tanaman yang dijadikan sebagai perumpamaan oleh-Nya:

( فَٱسۡتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِه) [الفتح:٢٩]

Artinya : tanaman tersebut telah menjadi tegak lurus di atas pangkalnya.Imam al-Mufassir Abu Hayyan al-Andalusi dalam tafsir al-Bahr al-Muhith menuliskan ;"Kata "Fa-Istawa" dalam Q.S.Al-Fath:29 ini adalah dalam pengertian bahwa tanaman tersebut telah sempurna tumbuh diatas pokoknya".


Tiga ;
Istawa dalam makna "telah mencapai kesempurnaan" (at-Tamam),
Contoh makna ini dalam firman Allaah tentang Nabi Musa:

"ولما بلغ اشده واستوٰٓى اٰتينه حكما وعلما"{القصص:١٤}

Maksud ayat ini ialah bahwa ketika Nabi Musa telah mencapai umur dewasa dan sempurna dalam akal dan kekuatan tubuhnya barulah ia dikaruniai kenabian dan ilmu oleh Allaah

contoh lainnya dalam firman Allaah tentang penciptaan Nabi Adam:"

 "فاذاسويته"{الحجر:٢٩}

Maksud ayat ini adalah bahwa Allaah telah menyempurnakan penciptaan Nabi Adam.

Salah seorang ahli bahasa terkemuka, Imam al-Fairuzabadi dalam al-Qamus al-Muhith menuliskan ; "Istawa ar-Rajul ; Balagha asyuddah" artinya orang tersebut telah mencapai umur dewasa dan telah menjadi seorang yang kuat. Ahli bahasa lainnya dalam penjelasan kata Istawa dalam makna ini, Imam Muhammad Murtadla az-Zabidi dalam Taj al-'Arus mencontohkannya dengan firman Allaah Q.S. Al-Qashash : 14 tentang Nabi Musa sebagaimana tertulis di atas.


Empat :
Istawa dalam makna "berada di arah atas atau tempat yang tinggi" (al-Uluww wa al-Irtifa').
Contoh dalam makna ini adalah firman Allah tentang Nabi Nuh dan beberapa orang dari kaumnya yang beriman kepadanya:

(فَإِذَا ٱسۡتَوَیۡتَ أَنتَ وَمَن مَّعَكَ عَلَى ٱلۡفُلۡكِ فَقُلِ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِی نَجَّىٰنَا مِنَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلظَّـٰلِمِینَ)
[Surat Al-Mu'minun 28]

Artinya: "Apabila engkau (wahai Nuh) dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas perahu maka ucapkanlah "segala puji bagi Allaah yang telah menyelamatkan kami dari kaum yang zhalim".

Penting untuk di ingat bahwa penggunaan makna al-Uluww wa al-Irtifa' dalam bahasa arab memiliki dua pemahaman :
Pertama : al-Uluww Wa al-Irtifa' dalam pengertian tempat yang tinggi artinya dalam pengertian indrawi (hissiy), contohnya dalam firman Allaah Q.S.al-Mu'minun:28 tentang Nabi Nuh di atas,
kedua : al-Uluww Wa al-Irtifa' dalam pengertian ketinggian derajat dan kedudukan bukan dalam pengertian tempat.Al-Uluww Wa al-Irtifa'. Dalam pengertian kedua ini bukan dalam pengertian indrawi (Hissiy), tapi dalam pengertian ma'nawi (Ma'nawiy) ; yaitu ketinggian derajat ('Uluww ar-Rutbah).