This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 04 November 2017

AYAT-AYAT AL-QUR'AN SECARA GLOBAL DIBAGI 2 MACAM

📃 Ayat al-Qur'an secara global dibagi 2 macam:

Pertama: ayat muhkamat, yaitu ayat sudah jelas maknanya.

Contoh ayat muhkamat diantaranya adalah:

Ayat 11 surah asy-Syura [42]:

ليس كمثله شىء
Ayat ini sangat jelas dan terang maknanya bahwa Allah tidak menyerupai sesuatupun dari makhluk-Nya baik dari satu segi maupun semua segi.


Kedua: Mutasyabihat, yaitu ayat2 yang terdapat di dalamnya kata yg memiliki  beberapa makna. 

Secara zhahir, maknanya mustahil bagi Allah. Maka, ayat tersebut dikembalikan penafsirannya ke ayat muhkamat tersebut dan  mesti diambil makna lain yang benar sesuai dengan aqidah dan ajaran Ahlussunnah...



Contoh ayat mutasyabihat:

Ayat 5 surah Thaha:
الرحمن على العرش استوى

Dalam bahasa arab, istawaa ini punya banyak makna, sekitar ada 15 makna.

Tidak boleh diambil mkna yg berlawanan dengan tawhid dan aqidah tanzih, seperti arti duduk, bertempat, bersemayam; berada di atas sesuatu dan semacamnya.

Makna istawaa pd ayat tsb dikembalikan ke ayat muhkamat.
Maknanya adalah Allah menguasai Arsy

📄 Contoh lainnya ayat mutasyabihat:
Ayat 35 surah an-Nur

الله نور السموات والأرض....
Makna ayat tersebut *bukannya Allah cahaya...*
Tapi Allah adalah pemberi cahaya (petunjuk) keimanan bg penduduk langit (malaikat) dan penduduk bumi (manusia dan jin)...

Ini tafsir yg haqq dr ulama' salaf: shahabat nabi, Ibnu Abbas.

Kamis, 02 November 2017

NASEHAT SYEIKH ABDULLAH AL-HARARI

NASEHAT SYEIKH ABDULLAH AL-HARARI
SEMOGA KEBAHAGIAAN MENGHAMPIRI

Syeikh Abdullah al-Harari menyatakan: "Di antara yang paling cepat menuju jalan kewalian (menjadi kekasih Allah) setelah mengerjakan kewajiban adalah mengajarkan ilmu agama kepada orang lain."

Ketahuilah bahwa untuk mengetahui kewajiban adalah dengan cara belajar ilmu agama yang dharuri.

Ilmu agama yang dharuri adalah ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap orang mukallaf.

Mukallaf adalah orang yang telah baligh, berakal dan telah sampai kepadanya pokok dakwah Islam, yaitu kalimat Tidak ada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah.

Ilmu dharuri mencakup ilmu mengenal Allah, mengenal Nabi Muhammad, mengenal keimanan yang lainnya, mengenal bab thaharah, bab shalat, puasa, zakat, haji dan mengenal kewajiban hati dan anggota-anggota tubuh.

Orang yang telah mempelajari ilmu dharuri dan mempraktekkan dalam kehidupannya, maka dia tergolong orang yang bertakwa.

Ingatlah bahwa mempelajari ilmu dharuri ini tidak boleh belajar sendiri (otodidak), tidak boleh belajar ke google, youtube, dan kawan2nya, serta tidak boleh belajar kepada orang yang mempunyai keyakinan salah atau belajar kepada orang bodoh yang dijadikan guru. Ilmu harus dipelajari kepada ulama' tsiqat (kredibel) yang ilmunya diperoleh kepada ulama' sebelumnya (sanad keilmuannya bersambung kepada Rasulullah).

Setelah belajar dan mengamalkan ilmu dharuri ini, hendaknya seseorang harus menyampaikan ilmu tersebut kepada orang lain. Dengan sebab menyampaikan ilmu dharuri ini, seseorang akan mencapai derajat kewalian (Allah akan mencintainya).

Tentunya menyampaikan ilmu dharuri ini harus dengan ikhlas, yaitu mengharap keridhaan Allah, sebagaimana ikhlasnya dia belajar ilmu agama dan ikhlasnya dia beribadah (mengamalkan ilmu).

Semoga Allah memudahkan kita untuk belajar ilmu agama yang dharuri, mengamalkannya dan mengajarkannya kepada orang lain secara ikhlas, aamiin.

Rabu, 01 November 2017

MENJAGA LIDAH

MENJAGA LIDAH
AGAR TERHINDAR DARI BENCANA DAN FITNAH

Di antara pernyataan al-Imam ar-Rifa'i -radhiyallahu 'anhu-: "Orang yang arif (seorang yang telah mengenal Allah dengan pengenalan yang benar) gembiranya sedikit dan menangisnya (sedihnya) lama.
Orang yang arif jika ingin mengucapkan dengan suatu perkataan, maka dia akan berfikir tentang yang akan dia ucapkan sebelum dia mengucapkannya dari mulutnya, jika dia melihat di dalam perkataan tersebut ada kebaikan, maka dia akan mengucapkannya dan jika tidak demikian, maka dia akan menahan mulutnya atas perkataan tersebut."

Inilah di antara sifat-sifat orang yang arif (yaitu orang yang telah mengenal Allah dengan pengenalan yang benar) yaitu:

1) Gembiranya sedikit dan sedihnya lama.
Orang yang arif merasa takut (khawatir) apakah ibadah yang dilakukannya diterima oleh Allah ??? Apakah ibadahnya sudah dikerjakan sesuai dengan perintah Allah ??? Apakah ibadah yang dilakukannya sudah benar-benar ikhlas karena mengharap ridha Allah ??? Apakah dia akan dimudahkan untuk mengerjakan ibadah sampai ajal menjemput ??? والله أعلم ; hanya Allah yang mengetahui akhir kehidupan seseorang, apakah akan mati husnul khatimah atau su-ul khatimah....!!!!
Oleh karena itu, orang yang arif akan senantiasa sedih di hati, sehingga dia akan rajin ibadah dan dia mengharap kepada Allah agar dijauhkan dari su-ul khatimah.

2) Berpikir sebelum berkata dan bertindak.
Orang yang arif akan berpikir seribu kali sebelum berkata dan sebelum bertindak, apakah perkataan dan tindakannya mengandung kebaikan ???

Ketahuilah bahwa dengan sebab satu perkataan atau satu tindakan dapat menyebabkan keimanan seseorang batal, yaitu seseorang menjadi murtad; keluar dari agama Islam. Contohnya:

a) di dalam film / sinetron di televisi ada seseorang yang memerankan sebagai orang yang mengalami musibah, kemudian dalam cerita itu, dia mengucapkan kata "Allah tidak adil atas musibah ini, kenapa saya diberikan ujian seberat ini" ???, maka adegan ini menyebabkan dia telah keluar dari agama Islam, karena dia mensifati Allah dengan tidak adil dan dia memprotes kehendak Allah. Meskipun adegan ini hanya pura2, senda gurau dan semacamnya. Keadaan ini tidak menjadi udzur, keadaan tidak paham agama tidak menjadi udzur. Hukum tetap berlaku. 

b) di dalam film / sinetron ada seseorang yang memerankan sebagai musuh Islam, sebagai syetan, sebagai penjahat, dan semacamnya, lalu adegan itu dia mencaci, menghina dan melecehkan sesuatu yang di agungkan dalam Islam. Maka perbuatan ini menyebabkan dia telah keluar dari agama Islam (murtad). Begitu juga seperti orang yang memerankan sebagai Abu Jahal, Abu Lahab dengan mengatakan atau melakukan perbuatan yang melecehkan Allah, Nabi Muhammad, agama Islam, dan semacamnya, maka dapat menyebakan keluar dari agama Islam. 

Hal inilah yang patut menjadi perhatian kita, yaitu kita harus berhati-hati ketika berbicara dan bertindak.

Semoga Allah senantiasa menjaga keimanan dan keislaman kita hingga ajal menjemput, aamiin.