Rabu, 01 November 2017

MENJAGA LIDAH

MENJAGA LIDAH
AGAR TERHINDAR DARI BENCANA DAN FITNAH

Di antara pernyataan al-Imam ar-Rifa'i -radhiyallahu 'anhu-: "Orang yang arif (seorang yang telah mengenal Allah dengan pengenalan yang benar) gembiranya sedikit dan menangisnya (sedihnya) lama.
Orang yang arif jika ingin mengucapkan dengan suatu perkataan, maka dia akan berfikir tentang yang akan dia ucapkan sebelum dia mengucapkannya dari mulutnya, jika dia melihat di dalam perkataan tersebut ada kebaikan, maka dia akan mengucapkannya dan jika tidak demikian, maka dia akan menahan mulutnya atas perkataan tersebut."

Inilah di antara sifat-sifat orang yang arif (yaitu orang yang telah mengenal Allah dengan pengenalan yang benar) yaitu:

1) Gembiranya sedikit dan sedihnya lama.
Orang yang arif merasa takut (khawatir) apakah ibadah yang dilakukannya diterima oleh Allah ??? Apakah ibadahnya sudah dikerjakan sesuai dengan perintah Allah ??? Apakah ibadah yang dilakukannya sudah benar-benar ikhlas karena mengharap ridha Allah ??? Apakah dia akan dimudahkan untuk mengerjakan ibadah sampai ajal menjemput ??? والله أعلم ; hanya Allah yang mengetahui akhir kehidupan seseorang, apakah akan mati husnul khatimah atau su-ul khatimah....!!!!
Oleh karena itu, orang yang arif akan senantiasa sedih di hati, sehingga dia akan rajin ibadah dan dia mengharap kepada Allah agar dijauhkan dari su-ul khatimah.

2) Berpikir sebelum berkata dan bertindak.
Orang yang arif akan berpikir seribu kali sebelum berkata dan sebelum bertindak, apakah perkataan dan tindakannya mengandung kebaikan ???

Ketahuilah bahwa dengan sebab satu perkataan atau satu tindakan dapat menyebabkan keimanan seseorang batal, yaitu seseorang menjadi murtad; keluar dari agama Islam. Contohnya:

a) di dalam film / sinetron di televisi ada seseorang yang memerankan sebagai orang yang mengalami musibah, kemudian dalam cerita itu, dia mengucapkan kata "Allah tidak adil atas musibah ini, kenapa saya diberikan ujian seberat ini" ???, maka adegan ini menyebabkan dia telah keluar dari agama Islam, karena dia mensifati Allah dengan tidak adil dan dia memprotes kehendak Allah. Meskipun adegan ini hanya pura2, senda gurau dan semacamnya. Keadaan ini tidak menjadi udzur, keadaan tidak paham agama tidak menjadi udzur. Hukum tetap berlaku. 

b) di dalam film / sinetron ada seseorang yang memerankan sebagai musuh Islam, sebagai syetan, sebagai penjahat, dan semacamnya, lalu adegan itu dia mencaci, menghina dan melecehkan sesuatu yang di agungkan dalam Islam. Maka perbuatan ini menyebabkan dia telah keluar dari agama Islam (murtad). Begitu juga seperti orang yang memerankan sebagai Abu Jahal, Abu Lahab dengan mengatakan atau melakukan perbuatan yang melecehkan Allah, Nabi Muhammad, agama Islam, dan semacamnya, maka dapat menyebakan keluar dari agama Islam. 

Hal inilah yang patut menjadi perhatian kita, yaitu kita harus berhati-hati ketika berbicara dan bertindak.

Semoga Allah senantiasa menjaga keimanan dan keislaman kita hingga ajal menjemput, aamiin.

0 komentar:

Posting Komentar