This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 30 September 2017

Nasehat Buat Umat Islam

🍃🌺Syaikh Abdullah al-Harari rahimahullaah berkata :
"Perkara yang paling penting bagi kita untuk dilakukan ialah menyebar luaskan aqidah Ahlus Sunnah dan menjelaskan macam-macam kekufuran (al-kufriyyaat) yang telah dijelaskan oleh para ulama' di dalam kitab-kitab mereka"🌺🍃

🍃🌺Beliau juga berkata :
"Adalah suatu kerugian besar atas dirimu sekiranya kamu tidak melakukan dakwah ketika kamu masih muda; maka kapankah kamu akan melakukan dakwah?!"🌺🍃

Jumat, 29 September 2017

MEMAHAMI AGAMA ISLAM

MEMAHAMI AGAMA ISLAM

Setiap orang mukallaf wajib masuk agama Islam dan menjadi pemeluk agama Islam untuk selamanya serta melaksanakan kewajiban yang wajib baginya.

Orang mukallaf adalah orang yang telah baligh, berakal dan telah sampai kepadanya dakwah Islam.

Wajib adalah suatu perbuatan yang jika dikerjakan akan mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan akan mendapatkan siksa.

Di antara ajaran agama Islam yang pertama yang harus diketahui dan diyakini dan hal ini merupakan syarat ketika seseorang akan masuk agama Islam adalah mengucapkan:
اَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللّٰهِ
“Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.”

Dengan mengucapkan kalimat syahadat ini yang disertai keyakinan pasti, maka dia (orang non muslim) telah menjadi muslim dan mukmin. Kemudian dia akan menjadi orang yang sempurna iman dan Islamnya jika dia melaksakanan semua kewajiban dan meninggalkan semua larangan.

Setelah mengetahui dan mengucapkan kalimat syahadat ini, setiap orang mukallaf harus mengetahui makna syahadat. Makna (لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ) menurut al-Imam al-Hafizh Taqiyyuddin as-Subki adalah seseorang tidak boleh menyembah (merendahkan diri sampai batas terakhir) kecuali kepada Allah.

Menyembah kepada Allah atau menjadi pemeluk agama Islam harus mengetahui dan meyakini sifat-sifat wajib bagi Allah. Karena hal ini menjadi syarat diterima perbuatan ibadah seseorang. Al-Imam al-Ghazali menyatakan:
لَا تَصِحُّ الْعِبَادَةُ إِلَّا بَعْدَ مَعْرِفَةِ الْمَعْبُوْدَ
Tidak sah ibadah (yang dilakukan seseorang) kecuali setelah dia mengetahui Yang disembah (Allah).”

Di antara sifat-sifat wajib bagi Allah:

1. Wujud: Allah ada, keberadaan Allah tidak sama dengan keberadaan makhluk. Bukti bahwa Allah ada adalah alam ini dengan segala isinya. Pergantian siang dan malam yang teratur, perjalanan matahari dan bulan yang silih berganti, penciptaan manusia yang sempurna, berfungsinya anggota tubuh dengan baik, butuhnya manusia akan udara serta air dan sebagainya. Peristiwa semua ini tidak mungkin terjadi dengan sendirinya. Hal ini pasti ada yang menciptakan dan yang mengaturnya, yaitu Allah Ta’ala.

2. Qidam: Allah ada tanpa permulaan, yaitu tidak ada permulaan untuk keberadaan-Nya. Karena Allah yang telah menjadikan semua yang ada, maka Dia pasti bersifat qidam, tidak didahului oleh sesuatu apapun.
Allah ada sebelum terciptanya makhluk.
Allah ada sebelum terciptanya malaikat
Allah ada sebelum terciptanya manusia
Allah ada sebelum terciptanya bumi
Allah ada sebelum terciptanya langit
Allah ada sebelum terciptanya surga
Allah ada sebelum terciptanya arsy
Allah ada sebelum segala sesuatu tercipta
Jadi, Allah ada sebelum segala seuatu ada dan setelah segala sesuatu ada, Allah tetap seperti semula, Allah ada tanpa membutuhkan makhluk, karena berubah adalah salah satu sifat makhluk.

3. Baqa’: Allah kekal, keberadaan-Nya selalu ada tanpa batas akhir, Allah kekal tidak mengalami kebinasaan. Allah kekal dengan Dzat-Nya, sedangkan surga dan neraka serta penghuninya akan kekal dengan kehendak Allah.

4. Mukhalafah lil hawadits: Allah berbeda dengan makhluk-Nya. Allah tidak menyerupai makhluk-Nya dan tidak ada sesuatupun yang menyerupai-Nya.
Makhluk Allah ada dua, yaitu benda dan sifat benda. Kemudian benda terbagi menjadi dua, yaitu benda yang tidak dapat terbagi lagi karena sudah mencapai batas terkecil (al-Jauhar al-Fardh) dan benda yang dapat terbagi menjadi bagian-bagian. Benda yang dapat terbagi menjadi bagian-bagian ini terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Benda Katsif; yaitu sesuatu yang dapat dipegang oleh tangan, seperti manusia, batu, air dan sebagainya.
b. Benda Lathif; yaitu sesuatu yang tidak dapat dipegang oleh tangan, seperti udara, cahaya dan kegelapan.
Adapun sifat-sifat benda adalah bergerak, diam, naik, turun, bersemayam, duduk dan semacamnya.
Jadi Allah tidak sama dengan makhluk-Nya. Allah ada tanpa tempat dan tanpa arah, karena tempat dan arah adalah makhluk. Dan Allah tidak disifati dengan sifat-sifat makhluk.

5. Qiyamuhu Binafsihi: Allah yang mengatur alam ini, Allah tidak membutuhkan kepada tempat dan arah.

6. Wahdaniyah: Allah esa pada Dzat, sifat dan perbuatan-Nya. Esa pada Dzat-Nya artinya Dzat-Nya tidak tersusun dari bagian-bagian, karena Allah bukan benda dan bukan sifat benda. Dzat Allah berbeda dengan dzat makhluk-Nya. Jika dikatakan Dzat Allah, maka yang dimaksud adalah hakekat Allah. Esa pada sifat-Nya artinya sifat-Nya tidak menyerupai sifat makhluk-Nya. Esa pada perbuatan-Nya artinya perbuatan-Nya tidak menyerupai perbuatan makhluk-Nya.

7. Qudrah: Allah kuasa atas segala sesuatu yang berkaitan dengan hal yang mungkin terjadi menurut akal.

8. Iradah: Allah berkehendak yang berkaitan dengan hal yang mungkin terjadi menurut akal. Seperti Allah berkehendak menciptakan seseorang tanpa bapak dan ibu, seperti penciptaan Nabi Adam.

9. Ilmu: Allah mengetahui segala sesuatu dan ilmu Allah tidak berubah. Ilmu Allah adalah azali, yaitu adanya tanpa permulaan, tanpa proses belajar dan ilmu Allah tidak bertambah dan tidak berkurang.

10. Hayah: Allah hidup tanpa permulaan dan hidup selamanya. Allah hidup tanpa ruh, daging, darah, tulang, dan otak

11. Sama': Allah mendengar segala sesuatu. Allah mendengar tanpa telinga, lubang telinga dan daun telinga. Sifat mendengar Allah berbeda dengan ciptaan-Nya.

12. Bashar: Allah melihat segala sesuatu. Allah melihat tanpa mata, kelopak mata dan cahaya.

13. Kalam: Allah berfirman tanpa huruf, suara dan bahasa. Karena huruf, suara dan bahasa adalah ciptaan-Nya.

Al-Imam Ahmad ar-Rifa’i menyatakan:
غَايَةُ الْمَعْرِفَةِ بِاللّهِٰ اْلِايْقَانُ بِوُجُوْدِهِ تَعَالٰي بِلَا كَيْفٍ وَلَا مَكَانٍ
"Batas terakhir mengenal Allah adalah meyakini  Allah Ta'ala ada tanpa disifati sifat-sifat makhluk dan (Allah ada) tanpa tempat."

Setelah meyakini bahwa Allah ada tanpa tempat dan tanpa arah, tentunya orang yang beriman akan di goda oleh syetan dengan membisikkan di hatinya katanya Allah ada di atas arsy, katanya Allah ada di langit, katanya Allah seperti manusia yang beranggota tubuh yang mempunyai wajah, mata, tangan dan kaki. Kata-kata ini mungkin terlintas di hati siapa saja. Maka untuk menghilangkan lintasan ini, yaitu:

1. Ingatlah bahwa kaedah agama menyatakan Allah adalah Tuhan, selain Allah adalah makhluk (diciptakan). Jadi langit, arsy, surga dan lainnya adalah diciptakan, sedangkan Allah tidak butuh kepada ciptaan-Nya.

2. Ingatlah pernyataan al-Imam Ahmad bin Hanbal dan al-Imam Tsauban bin Ibrahim Dzun Nun al-Mishri:
مَهْمَا تَصَوَّرْتَ بِبَالِكَ فَاللّهُٰ بِخِلَافِ ذٰلِكَ
"Apapun yang terlintas di hatimu tentang Allah (menyerupai makhluk), maka Allah berbeda dengan semua itu."

Semoga hidayah, taufiq dan inayah Allah senantiasa diberikan kepada kita sehingga kita menjadi hamba Allah yang diridhai, aamiin

Kamis, 28 September 2017

Puasa Asyura

Puasa Asyura

💐💐💐💐💐
Dari Abu Qatadah semoga Allah meridhainya berkata: Baginda Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam ditanya tentang puasa Asyura (10 Muharram). Beliau menjawab yang maknanya: "(Puasa Asyura) dapat menghapus dosa setahun yang lalu" (Hadits riwayat Muslim).

Dalam hadits lain Baginda shallallaahu 'alaihi wa sallam juga bersabda yang maknanya: "Jikalau aku panjang umur hingga tahun depan maka aku akan berpuasa 9 Muharram" (Hadits riwayat Muslim). Akan tetapi beliau wafat sebelum waktu tersebut.

Rabu, 27 September 2017

WAKTU LUANG MAKSIMALKAN DEMI MERAIH KEBAHAGIAAN

WAKTU LUANG MAKSIMALKAN
DEMI MERAIH KEBAHAGIAAN

Al-Imam Syeikh Abdullah al-Abdari al-Harari -radhiyallahu 'anhu- menyatakan: "Waktu luang jika tidak digunakan dengan sesuatu yang berguna, maka kamu akan disibukkan dengan sesuatu yang tidak berguna".

Sungguh beruntung orang yang menggunakan waktunya untuk meraih ridha Allah, sehingga kebahagiaan sejati benar-benar ia peroleh.

Di antara contoh menggunakan waktu untuk meraih ridha Allah antara lain:
- Belajar ilmu agama kepada ulama yang tsiqat dengan ikhlas,
Menyampaikan ilmu kepada orang lain dengan ikhlas,
- Membaca al-Qur'an sesuai dengan tajwid dengan ikhlas setiap hari,
- Membaca dzikir pagi dan sore, seperti al-wird al-Lathif, al-ma'tsurat, ratib dan semacamnya dengan ikhlas setiap hari,
- Membantu orang lain semampunya dengan ikhlas setiap hari
Dan masih banyak yang lain.

Semoga Allah memudahkan kita untuk menggunakan waktu luang ini dengan maksimal, sehingga ridha Allah senantiasa menyertai kita, aamiin.

Menjaga Keimanan Harus Diperhatikan

JAGALAH KEIMANAN DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH
MELEBIHI PENJAGAAN TERHADAP MOBIL DAN HARTA BERHARGA YANG LAIN

Sungguh merupakan nikmat yang sangat besar jika seseorang diberi keimanan dan keislaman. Karena tidak semua orang diberi keimanan dan keislaman. Dengan keimanan ini seseorang akan menjadi orang yang bahagia di dunia dan akhirat. Orang yang mengerjakan kebaikan dengan di dasari iman, maka ia akan mendapat pahala. Sedangkan orang yang mengerjakan kebaikan tidak didasari keimanan (yaitu dia tidak beragama Islam), maka dia tidak mendapatkan pahala. Keimanan merupakan yang menentukan kehidupan seseorang di akhirat. Jika seseorang mempunyai keimanan yang benar, maka niscaya dia akan menjadi orang yang bahagia di akhirat, sehingga dia akan masuk surga. Sedangkan orang yang tidak mempunyai keimanan yang benar, maka dia akan menjadi orang yang celaka di akhrat, sehingga dia akan masuk neraka. Maka inilah modal dan harta yang paling berharga yang sebenarnya yang dimiliki seseorang. Hendaklah kita seharusnya menjaga keimanan ini dengan sungguh-sungguh melebihi penjagaan terhadap mobil dan harta berharga yang lain. Kalau kita mempunyai mobil atau motor, tentu kita pasti akan menjaganya dengan sungguh-sungguh, yaitu dengan menaruhnya di tempat yang aman, mobil / motor diparkir dengan di kunci, mobil / motor di tempatkan di rumah yang aman, rumah dipagari dan di pakai gembok, rumah dipakai cctv dan atau dijaga satpam. Beginilah kita menjaga harta yang berharga. Bagaimana kita menjaga keimanan kita ? apa saja yang telah kita lakukan untuk menjaga keimanan ini ? Padahal keimanan bisa rusak tanpa disadari, yaitu menjadi murtad (keluar dari agama Islam).
Rasulullah bersabda:
إِنَّ الْعَبْدَ لِيَتَكَلَّمَ بِالْكَلِمَةِ لَا يَرَى بِهَا بَأْسًا يَهْوِيْ بِهَا فِى النَّارِ سَبْعِيْنَ خَرِيْفًا. رواه الترمذي
“Sesungguhnya seseorang mengucapkan suatu kalimat yang dia tidak menganggap apa-apa, (padahal kalimat tersebut menyebabkan) dia terjatuh pada dasar neraka yang membutuhkan waktu ke dasar neraka selama 70 tahun (dan dasar neraka merupakan tempat orang kafir).” (HR. at-Tirmidzi)

Menurut hadits ini bahwa seseorang kadang-kadang mengucapkan suatu kalimat yang dianggap tidak berbahaya dan dia mengira tidak termasuk maksiyat, padahal kalimat tersebut menyebabkan dia terjatuh pada dasar neraka, dan dasar neraka ini adalah tempat orang kafir. Jadi menurut hadits ini ada suatu perkataan yang menyebabkan seseorang menjadi murtad (keluar dari agama Islam).

KAEDAH: 
Tidak menjadi syarat dalam kekufuran:
1. Mengetahui hukum
Mengetahui hukum tidak menjadi syarat kekufuran, jadi orang yang tidak mengetahui hukum, hukum tersebut tetap berlaku. Seperti orang yang menginjak al-Qur’an dengan sengaja, bahwa yang diinjaknya itu adalah al-Qur’an, maka dia telah keluar dari Islam (murtad), meskipun dia tidak mengetahui hukumnya, kalau menginjak al-Qur’an dengan sengaja menyebabkan dia keluar dari Islam (murtad).
2. Lapang dada
Lapang dada (rela) tidak menjadi syarat dalam kekufuran, jadi orang yang tidak lapang dada (tidak rela) hukum tetap berlaku. Seperti orang yang menghina Allah, maka dia telah keluar dari agama Islam (murtad) meskipun dia ketika itu tidak lapang dada, mungkin ketika itu dia sedang sangat sedih karena suatu musibah, maka hukum tetap berlaku, yaitu murtad.
3. Meyakini makna lafazh
Meyakini makna lafazh tidak menjadi syarat dalam kekufuran, jadi orang yang mengatakan kata kufur, maka dia dihukumi murtad, meskipun dia tidak meyakini makna kata kufur tersebut. Seperti orang yang mengatakan; Allah berada di langit atau Allah berada di atas arsy, maka orang ini menjadi murtad, meskipun ketika dia mengatakan kata tersebut tidak meyakini makna tersebut, yaitu meskipun ketika itu keyakinan dia; Allah ada tanpa tempat.
4. Marah
Marah tidak menjadi syarat dalam kekufuran, jadi orang yang mengatakan kata kufur dalam keadaan marah, bercanda, sangat sedih, dan sangat bahagia, hukum tetap berlaku, yaitu  murtad. Imam Nawawi menyatakan: Jika seorang ayah marah terhadap anaknya dengan memukulnya dengan keras, lalu ada orang lain berkata kepadanya: Bukankah kamu seorang muslim (kok tega memukul anak dengan keras seperti itu) ?. maka sang ayah berkata: tidak, (dia mengatakan dengan segaja, bukan karena salah ucap), maka dia kafir

Maka inilah kaedah agama yang harus kita ketahui, sehingga kita berhati-hati menjaga keimanan ini. marilah kita jaga keimanan ini dengan mempelajari ilmu tauhid dan mempelajari ilmu bab riddah (ilmu yang membahas hal-hal yang menyebabkan kekufuran) sehingga kita terhindar dari kekufuran. Dan marilah kita pelajari kitab-kitab tauhid dan bab riddah ini yang terdapat pada kitab-kitab:
1. Sullamut taufiq
2. Mukhtashar Abdullah al-Harari
3. Tanwirul Qulub

Semoga Allah menganugrahkan hidayah, taufiq dan inayah-Nya kepada kita, sehingga kita terhindar dari kekufuran, aamiin.

Selasa, 26 September 2017

لا إله إلا الله

🕌 Mari kita perbanyak dzikir kalimah tawhid; dzikr yang paling utama:

لا إله إلا الله

Maknanya: Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah.

dengan pelafalan; pengucapan huruf dan panjang (madd)-pendek yang benar.


💠 Kayfiyyah; tatacata pengucapan kalimah dzikr: 
لا إله إلا الله
✔ laa yang pertama: لا

🔺dibaca panjang, minimal 1 alif/2 harakat....boleh hingga 3 alif/6 harakat.
⛔ dan tidak boleh hilangkan sama sekali bunyi madd tersebut.
(seperti yang dilakukan sebagian orang awamm zaman ini)...


✔ kalimah: ilaaha; إله
🔺laa: 2 harakat/1 alif 
⛔ tidak boleh buang sama sekali madd tersebut.
⛔ dan tidak boleh memanjangkan ha'-nya: ه
Jadi, tidak boleh diucapkan: ilaahaa
(seperti yang dilakukan sebagian orang awamm zaman ini).

✔ kalimah: illallaah: إلا الله
🔺 lafzhul jalaalah: Allaah; الله  dibaca minimal: 2 harakat.
⛔ dan tidak boleh dibaca tanpa madd sama sekali
(seperti yang dilakukan sebagian orang pada zaman ini).
⛔ disambung (washal) pengucapannya dengan kalimah sebelumnya.

✍🏻🌹