Senin, 02 Oktober 2017

KABAR GEMBIRA BAGI ORANG YANG BERTAKWA

KABAR GEMBIRA BAGI ORANG YANG BERTAKWA
================
Al-Imam Abu Hanifah menyatakan di dalam (kitabnya) al-Washiyyah: "Melihat Allah Ta'ala bagi penghuni surga adalah benar tanpa kaifiyyah (sifat-sifat makhluk), tanpa penyerupaan dan tanpa arah."
-----------------
Merupakan suatu nikmat yang sangat besar bagi kita yang telah diberi keimanan dengan beragama Islam. Karena tidak semua orang diberi keimanan. Hanya orang yang dicintainyalah yang diberi keimanan. Dengan keimanan ini seseorang akan bahagia dunia akhirat. Dengan keimanan ini seseorang akan masuk surga. Di antara nikmat terbesar yang diperoleh oleh penghuni surga adalah melihat Allah. Melihat Allah tentunya tidak sama dengan melihat makhluk. Allah tidak di dalam surga, Allah tidak di langit, dan Allah tidak di atas arsy. Tetapi manusia-lah yang berada di surga melihat Allah. Allah tidak di surga, Allah ada tanpa tempat.

Al-Imam Abu Hanifah menjelaskan tentang melihat Allah, yaitu:
1) Melihat Allah tanpa kaifiyyah (sifat-sifat makhluk), yaitu melihat Allah tanpa membutuhkan jarak dekat atau jauh, melihat Allah tanpa membutuhkan cahaya, melihat Allah tidak besar & tidak kecil. Melihat Allah tidak diam & tidak bergerak. Karena semua sifat-sifat makhluk adalah ciptaan Allah & Allah tidak disifati dengan sifat-sifat makhluk.
2) Melihat Allah tanpa penyerupaan, yaitu Allah tidak sama dengan manusia (beranggota tubuh, wajah, mata, mulut, tangan, kaki dan semacamnya). Allah tidak sama dengan cahaya. Jadi Allah bukan benda yg bisa dipegang oleh tangan & Allah bukan benda yang tidak bisa dipegang oleh tangan, seperti cahaya. Jadi melihat Allah tidak sama dengan melihat manusia dan tidak sama dengan melihat cahaya.
3) Melihat Allah tanpa arah, yaitu Allah tidak di depan kita, Allah tidak di belakang kita, Allah tidak di atas kita, Allah tidak di bawah kita, Allah tidak di kanan kita, Allah tidak di kiri kita, dan Allah tidak di dalam hati kita. Karena semua arah itu adalah makhluk & Allah tidak disifati dengan sifat-sifat makhluk.

Al-Imam Ahmad ar-Rifai menyatakan:
غاية المعرفة يالله الايقان بوجوده تعالي بلا كيف ولا مكان
"Batas terakhir mengenal Allah adalah meyakini  Allah Ta'ala ada tanpa disifati sifat-sifat makhluk dan (Allah ada) tanpa tempat."

Setelah meyakini bahwa Allah ada tanpa tempat & tanpa arah, tentunya orang yang beriman akan di goda oleh syetan dengan membisikkan di hatinya katanya Allah ada di atas arsy, katanya Allah ada di langit, katanya Allah seperti manusia yg beranggota tubuh yang mempunyai wajah, mata, tangan & kaki. Kata-kata ini mungkin terlintas di hati siapa saja. Maka untuk menghilangkan lintasan ini, yaitu:
1) Ingatlah bahwa kaedah agama menyatakan Allah adalah Tuhan, selain Allah adalah makhluk (diciptakan). Jadi langit, arsy, surga dan lainnya adalah diciptakan & Allah tidak butuh kepada ciptaan-Nya.
2) Ingatlah pernyataan al-Imam Ahmad bin Hanbal & Dzun Nun al-Mishri:
مهما تصورت ببالك فالله بخلاف ذلك
"Apapun yang terlintas di hatimu tentang Allah (menyerupai makhluk), maka Allah berbeda dengan semua itu."

Semoga hidayah, taufiq & inayah Allah senantiasa diberikan kepada kita sehingga keimanan kita semakin kuat & berkualitas serta kita dijadikan termasuk hamba Allah yang masuk surga bersama golongan pertama tanpa hisah & tanpa adzab, aamiin bijaahi habiibikal mursaliin.

0 komentar:

Posting Komentar